Subnetting IPv4 ( Metode CIDR dan VLSM )
Oleh : Istiqomah
Subnetting adalah suatu cara untuk memecah
suatu jaringan besar menjadi beberapa jaringan yang kecil.
Penulisan
ip umumnya adalah 192.168.1.1 atau bisa juga 192.168.1.1/24. Yang artinya bahwa
ip address tersebut memiliki subnetmask 255.255.255.0. Ya, /24 diambil dari
jumlah biner 1 setelah subnet tersebut diubah ke binary. Dengan kata lain
subnetmasknya adalah 11111111.11111111.11111111.00000000 konsep ini disebut
dengan CIDR.
Tujuan Subnetting
-
Penghematan Alamat IP, mengalokasikan IP address yang
terbatas agar lebih efisien.
-
Memudahkan mengelola jaringan komputer
-
Mengefektifkan jaringan yang dibatasi area geografis luas.
Hal-hal yang berhubungan dengan
subnetting
-
Jumlah
subnet
-
Jumlah
host persubnet
-
Blok
subnet
-
Alamat
host broadcast
Ada dua cara dalam melakukan
subnetting
1.
CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Salah satu cara subnetting dengan mengklasifikasi
alamat-alamat IP ke dalam suatu kelas yang berbeda, yakni kelas A, B, C, D, dan
E. Biasa disebut sebagai supersubnetting. Konsep ini pertama akli diperkenalkan
oleh IETF pada 1992.
a.
Subnetting
IP address kelas C
Perhitungan yang digunakan adalah oktet 4.
Contoh
192.168.1.0
Perhitungan :
Alamat ip 192.168.1.0 merupakan kelas C dan /26 yang
berarti memiliki subnetmask 255.255.255.192 alias 11111111.11111111.11111111.11000000
Jumlah
subnet = 2x --> 22 = 4 subnet.
X adalah banyaknya biner 1 pada oktet terakhir subnetmask (dalam kelas
C).
Jumlah
host per subnet = 2y – 2 --> 26 - 2 = 62 host. Y adalah
kebalikan dari x yaitu banyaknya biner 0 pada oktet terakhir subnetmask.
Blok
subnet = 256 – 192 = 64. 224 merupakan nilai oktet terakhir subnetmask.
Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128 + 64 = 192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0,64,128,192.
Alamat
host dan broadcast yang valid.
Host
pertama adalah 1 angka setelah subnet. Broadcast adalah 1 angka sebelum subnet
terakhir.
Subnet |
192.168.1.0 |
192.168.1.64 |
192.168.1.128 |
192.168.1.192 |
Host Pertama |
192.168.1.1 |
192.168.1.65 |
192.168.1.129 |
192.168.1.193 |
Host Terakhir |
192.168.1.62 |
192.168.1.126 |
192.168.1.190 |
192.168.1.254 |
Broadcast |
192.168.1.63 |
192.168.1.127 |
192.168.1.191 |
192.168.1.255 |
b.
Subnetting
kelas B
Untuk kelas B ada 2 teknik yang digunakan :
1. Subnet /7
sampai /24 caranya sama dengan kelas C, hanya saja hanya oktet 3
yang digunakan.
2. Subnet /25
sampai /30 di oktet 3 dan 4.
Contoh 172.16.0.0/25
Perhitungan :
Alamat ip 172.16.0.0 merupakan kelas B dan /25 yang
berarti memiliki subnetmask 255.255.255.128 alias 11111111.11111111.11111111.10000000
Jumlah
subnet = 2x --> 29 = 512 subnet.
X adalah banyaknya biner 1 pada dua oktet terakhir subnetmask atau oktet
ke-3 dan 4 (dalam kelas B).
Jumlah
host per subnet = 2y – 2 --> 27 - 2 = 126
host. Y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya biner 0 pada oktet 2 terakhir
subnetmask.
Blok
subnet = 256 – 128 = 128. Dimana 128 merupakan nilai oktet terakhir
subnetmask. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,128.
Alamat
host dan broadcast yang valid.
Subnet |
172.16.0.0 |
172.16.0.128 |
172.16.1.0 |
… |
172.16.255.128 |
Host Pertama |
172.16.0.1 |
172.16.0.129 |
172.16.1.1 |
… |
172.16.255.129 |
Host Terakhir |
172.16.0.126 |
172.16.0.254 |
172.16.1.126 |
… |
172.16.255.254 |
Broadcast |
172.16.0.127 |
172.16.0.255 |
172.16.1.127 |
… |
172.16.255.255 |
c.
Subnetting
kelas A
Subnetmask yang bisa digunakan adalah CIDR /8 sampai /30. Konsepnya sama, bedanya hanya pada oktet mana yang kita mainkan blok subnet. Dalam kelas A yang dimainkan adalah oktet 2, 3, dan 4.
Contoh
10.0.0.0/16
Perhitungan :
Alamat ip 10.0.0.0 merupakan kelas A dan /16 yang
berarti memiliki subnetmask 255.255.0.0 alias 11111111.11111111.00000000.00000000
Jumlah
subnet = 2x --> 28 = 256 subnet.
X adalah banyaknya biner 1 pada tiga oktet terakhir subnetmask atau
oktet 2, 3, dan 4 (dalam kelas A).
Jumlah
host per subnet = 2y – 2 --> 216 - 2 = 65.534
host. Y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya biner 0 pada oktet 3
terakhir subnetmask.
Blok
subnet = 256 – 255 = 1. Dimana 255 merupakan nilai oktet terakhir
subnetmask. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 1, 2, 3, etc.
Alamat host dan broadcast yang valid.
Subnet |
10.0.0.0 |
10.1.0.0 |
… |
10.254.0.0 |
10.255.0.0 |
Host Pertama |
10.0.0.1 |
10.1.0.1 |
… |
10.254.0.1 |
10.255.0.1 |
Host Terakhir |
10.0.255.254 |
10.1.255.254 |
… |
10.254.255.254 |
10.255.255.254 |
Broadcast |
10.0.255.255 |
10.1.255.255 |
… |
10.254.255.255 |
10.255.255.255 |
2.
VLSM
(variable length subnet mask)
Adalah jenis
perhitungan subnetting dimana panjang subnet mask yang kita berikan akan disesuaikan
dengan banyaknya jumlah host di setiap subnet tersebut. Suatu teknik untuk mengurangi jumlah terbuang (ruang)
alamat.
Perhitungan IP
Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan
suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana
suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar
disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan
hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya
atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal
dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya
mengenal IP Address berkelas.
Sebagai contoh kita akan membangun jaringan internet di sebuah perusahaan besar dengen ketentuan :
1. Ruang Utama 1000 host
2. Ruang Kedua 500 host
3. Ruang Ketiga 100 host
4. Ruang Server 2 host
Dengan alamat jaringan 172.16.0.0/16.
Sebelum kita mulai menghitung vlsm, disini kita akan memcantumkann 8 bit angka ajaib ini: 128, 64, 32, 16, 8, 4, 2, 1.
Dan membuat tabel-tabel untuk mempercepat proses perhitungan VLSM. Seperti tabel-tabel berikut:
Host ke 2n |
|
|
|
20 |
1 |
255.255.255.255 |
/32 |
21 |
2 |
255.255.355.254 |
/31 |
22 |
4 |
255.255.255.252 |
/30 |
23 |
8 |
255.255.255.248 |
/29 |
24 |
16 |
255.255.255.240 |
/28 |
25 |
32 |
255.255.255.224 |
/27 |
26 |
64 |
255.255.255.192 |
/26 |
27 |
128 |
255.255.255.128 |
/25 |
28 |
256 |
255.255.255.0 |
/24 |
29 |
512 |
255.255.254.0 |
/23 |
210 |
1024 |
255.255.252.0 |
/22 |
211 |
2048 |
255.255.248.0 |
/21 |
212 |
4096 |
255.255.240.0 |
/20 |
213 |
8192 |
255.255.224.0 |
/19 |
214 |
16386 |
255.255.192.0 |
/18 |
215 |
32768 |
255.255.128.0 |
/17 |
216 |
65536 |
255.255..0 |
/16 |
217 |
131072 |
255.254.0.0 |
/15 |
218 |
262144 |
255.2520.0 |
/14 |
219 |
524288 |
255.248.0.0 |
/13 |
220 |
1048576 |
255.240.0.0 |
/12 |
221 |
2097152 |
255.224.0.0 |
/11 |
222 |
4194304 |
255.192.0.0 |
/10 |
223 |
8388608 |
255.128.0.0 |
/9 |
224 |
16777216 |
255.0.0.0 |
/8 |
Disini dibutuhkan 1000 host yang akan terhubung dengan internet 1000 host atau lebih perhatikan tabel diatas.na yang dibutuhkan1000 maka cari hasil pemangkatan 1000 or >= 1000 host. dari tabel diatas yang sesuai dengan kebutuhan host yang dibutuhkan gunakan 210 = 1024 dan subnet mask 255.255.252.0.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.252. 0 _
0. 0. 3.255
Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network
172. 16. 0. 0
0. 0. 3.255 +
172. 16. 3.255
Network : 172.16.0.0/22
IP Pertama : 172.16.0.1
IP Terakhir : 172.16.3.254
IP Broadcast : 172.16.3.255
Subnet Mask : 255.255.252.0
2. Ruang Kedua 500 host
Untuk Ruangan Kedua host yang dibutuhkan or komputer yang bisa terhubung dengan internet sebayak 500 komputer. Untuk mendapatkan 500 host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 500 atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 500 host >=500 host yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 29= 512 dan subnet mask 255.255.254.0.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.254. 0 _
0. 0. 1.255
Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network
172. 16. 4. 0
0. 0. 1.255 +
172. 16. 5.255
Network : 172. 16. 4. 0/23
IP Pertama : 172.16. 4.1
IP Terakhir : 172.16. 5.254
IP Broadcast : 172.16.5. 255
Subnet Mask : 255.255.254.0
3. Ruang Server 100 Host
Nah sekarang untuk Ruang ke 3 yang membutuhkan 100 host, maka konsep
perhitungan kita gunakan konsep kelas C atau bermain pada Oktet ke 4. Untuk mendapatkan 100 host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 100 atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 100 host >=100 host yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 27= 128 dan subnet mask 255.255.255.127.
Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :
255.255.255.255
255.255.255.128 _
0. 0. 0.127
Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network
172. 16. 6. 0
0. 0. 0.127 +
172. 16. 6.127
Network : 172.16. 6 . 0/25
IP Pertama : 172.16. 6 . 1
IP Terakhir : 172.16. 6 . 126
IP Broadcast : 172.16 .6 .127
Subnet Mask : 255.255.255.128
4. Ruang Server 2 Host
Network : 172.16. 6. 128/30
IP Pertama : 172.16. 6. 129
IP Terakhir : 172.16.6. 130
IP Broadcast : 172.16.6.131
Subnet Mask : 255.255.255.252
Semoga Bermanfaat
· _. _. Cara Menghitung Subnetting IPv4. https://informatikalogi.com/cara-menghitung-subnetting-ipv4/. Diakses pada 14 Januari 2021 pukul 10.34.
· Prapanca, aditya. 2018. Menghitung Subnetting (CIDR dan VLSM). https://bagi2ilmuaditya.blogspot.com/2018/04/menghitung-subnetting-cidr-dan-vlsm.html. Diakses pada 14 Januari 2021 pukul 11.20.
·
_. 2015. Cara Cepat Menghitung
VLSM. http://dsmiley99.blogspot.com/2015/09/cara-cepat-menghitung-vlsm.html.
Diakses pada 14 Januari 2021 pukul 15.11.
Komentar
Posting Komentar