Subnetting IPv4 ( Metode CIDR dan VLSM )

Oleh : Istiqomah

Sumber : google.com


Subnetting adalah suatu cara untuk memecah suatu jaringan besar menjadi beberapa jaringan yang kecil.

Penulisan ip umumnya adalah 192.168.1.1 atau bisa juga 192.168.1.1/24. Yang artinya bahwa ip address tersebut memiliki subnetmask 255.255.255.0. Ya, /24 diambil dari jumlah biner 1 setelah subnet tersebut diubah ke binary. Dengan kata lain subnetmasknya adalah 11111111.11111111.11111111.00000000 konsep ini disebut dengan CIDR.

Tujuan Subnetting

-   Penghematan Alamat IP, mengalokasikan IP address yang terbatas agar lebih efisien.

-   Memudahkan mengelola jaringan komputer

-   Mengefektifkan jaringan yang dibatasi area geografis luas.

Hal-hal yang berhubungan dengan subnetting

-   Jumlah subnet

-   Jumlah host persubnet

-   Blok subnet

-   Alamat host broadcast

Ada dua cara dalam melakukan subnetting

1.    CIDR (Classless Inter Domain Routing)

Salah satu cara subnetting dengan mengklasifikasi alamat-alamat IP ke dalam suatu kelas yang berbeda, yakni kelas A, B, C, D, dan E. Biasa disebut sebagai supersubnetting. Konsep ini pertama akli diperkenalkan oleh IETF pada 1992.


a.    Subnetting IP address kelas C

Perhitungan yang digunakan adalah oktet 4.

Contoh 192.168.1.0

Perhitungan :

Alamat ip 192.168.1.0 merupakan kelas C dan /26 yang berarti memiliki subnetmask 255.255.255.192 alias 11111111.11111111.11111111.11000000

Jumlah subnet = 2x --> 22 = 4 subnet. X adalah banyaknya biner 1 pada oktet terakhir subnetmask (dalam kelas C).

Jumlah host per subnet = 2y – 2 --> 26 - 2 = 62 host. Y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya biner 0 pada oktet terakhir subnetmask.

Blok subnet = 256 – 192 = 64. 224 merupakan nilai oktet terakhir subnetmask. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128 + 64 = 192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.

Alamat host dan broadcast yang valid.

Host pertama adalah 1 angka setelah subnet. Broadcast adalah 1 angka sebelum subnet terakhir.

Subnet

192.168.1.0

192.168.1.64

192.168.1.128

192.168.1.192

Host Pertama

192.168.1.1

192.168.1.65

192.168.1.129

192.168.1.193

Host Terakhir

192.168.1.62

192.168.1.126

192.168.1.190

192.168.1.254

Broadcast

192.168.1.63

192.168.1.127

192.168.1.191

192.168.1.255

 

b.    Subnetting kelas B

Untuk kelas B ada 2 teknik yang digunakan :

1.    Subnet /7 sampai /24 caranya sama dengan kelas C, hanya saja hanya oktet 3 yang digunakan.

2.    Subnet /25 sampai /30 di oktet 3 dan 4.

Contoh 172.16.0.0/25

Perhitungan :

Alamat ip 172.16.0.0 merupakan kelas B dan /25 yang berarti memiliki subnetmask 255.255.255.128 alias 11111111.11111111.11111111.10000000

Jumlah subnet = 2x --> 29 = 512 subnet. X adalah banyaknya biner 1 pada dua oktet terakhir subnetmask atau oktet ke-3 dan 4 (dalam kelas B).

Jumlah host per subnet = 2y – 2 --> 27 - 2 = 126 host. Y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya biner 0 pada oktet 2 terakhir subnetmask.

Blok subnet = 256 – 128 = 128. Dimana 128 merupakan nilai oktet terakhir subnetmask. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,128.

Alamat host dan broadcast yang valid.

Subnet

172.16.0.0

172.16.0.128

172.16.1.0

172.16.255.128

Host Pertama

172.16.0.1

172.16.0.129

172.16.1.1

172.16.255.129

Host Terakhir

172.16.0.126

172.16.0.254

172.16.1.126

172.16.255.254

Broadcast

172.16.0.127

172.16.0.255

172.16.1.127

172.16.255.255

 

c.    Subnetting kelas A

Subnetmask yang bisa digunakan adalah CIDR /8 sampai /30. Konsepnya sama, bedanya hanya pada oktet mana yang kita mainkan blok subnet. Dalam kelas A yang dimainkan adalah oktet 2, 3, dan 4.

Contoh 10.0.0.0/16

Perhitungan :

Alamat ip 10.0.0.0 merupakan kelas A dan /16 yang berarti memiliki subnetmask 255.255.0.0 alias 11111111.11111111.00000000.00000000

Jumlah subnet = 2x --> 28 = 256 subnet. X adalah banyaknya biner 1 pada tiga oktet terakhir subnetmask atau oktet 2, 3, dan 4 (dalam kelas A).

Jumlah host per subnet = 2y – 2 --> 216 - 2 = 65.534 host. Y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya biner 0 pada oktet 3 terakhir subnetmask.

Blok subnet = 256 – 255 = 1. Dimana 255 merupakan nilai oktet terakhir subnetmask. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 1, 2, 3, etc.

Alamat host dan broadcast yang valid.

Subnet

10.0.0.0

10.1.0.0

10.254.0.0

10.255.0.0

Host Pertama

10.0.0.1

10.1.0.1

10.254.0.1

10.255.0.1

Host Terakhir

10.0.255.254

10.1.255.254

10.254.255.254

10.255.255.254

Broadcast

10.0.255.255

10.1.255.255

10.254.255.255

10.255.255.255


2.    VLSM (variable length subnet mask)

Adalah jenis perhitungan subnetting dimana panjang subnet mask yang kita berikan akan disesuaikan dengan banyaknya jumlah host di setiap subnet tersebut. Suatu teknik untuk mengurangi jumlah terbuang (ruang) alamat.

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.

Sebagai contoh kita akan membangun jaringan internet di sebuah perusahaan besar dengen ketentuan :

1.  Ruang Utama 1000 host 

2.  Ruang Kedua 500 host

3.  Ruang Ketiga 100 host

4.  Ruang Server 2 host

Dengan alamat jaringan 172.16.0.0/16.

Sebelum kita mulai menghitung vlsm, disini kita akan memcantumkann 8 bit angka ajaib ini: 128, 64, 32, 16, 8, 4, 2, 1.

Dan membuat tabel-tabel untuk mempercepat proses perhitungan VLSM.  Seperti tabel-tabel berikut:

Host ke 2n 


Jumlah Host


Subnet mask 


Pre. mask/32-n

20

1

255.255.255.255

/32

21

2

255.255.355.254

/31

22

4

255.255.255.252

/30

23

8

255.255.255.248

/29

24

16

255.255.255.240

/28

25

32

255.255.255.224

/27

26

64

255.255.255.192

/26

27

128

255.255.255.128

/25

28

256

255.255.255.0

/24

29

512

255.255.254.0

/23

210

1024

255.255.252.0

/22

211

2048

255.255.248.0

/21

212

4096

255.255.240.0

/20

213

8192

255.255.224.0

/19

214

16386

255.255.192.0

/18

215

32768

255.255.128.0

/17

216

65536

255.255..0

/16

217

131072

255.254.0.0

/15

218

262144

255.2520.0

/14

219

524288

255.248.0.0

/13

220

1048576

255.240.0.0

/12

221

2097152

255.224.0.0

/11

222

4194304

255.192.0.0

/10

223

8388608

255.128.0.0

/9

224

16777216

255.0.0.0

/8

 

Disini dibutuhkan 1000 host yang akan terhubung dengan internet 1000 host atau lebih perhatikan tabel diatas.na yang dibutuhkan1000 maka cari hasil pemangkatan 1000 or  >= 1000 host.  dari tabel diatas yang sesuai dengan kebutuhan host yang dibutuhkan  gunakan 210 = 1024  dan subnet mask 255.255.252.0.

Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :

255.255.255.255 

255.255.252.    0   _ 

   0.    0.    3.255

Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  0.    0

    0.   0.  3.255  +

172. 16.  3.255

Network         : 172.16.0.0/22

IP Pertama    : 172.16.0.1

IP Terakhir    : 172.16.3.254

IP Broadcast : 172.16.3.255

Subnet Mask : 255.255.252.0

2. Ruang Kedua 500 host

       Untuk Ruangan Kedua host  yang dibutuhkan or komputer yang bisa terhubung dengan internet sebayak 500 komputer. Untuk mendapatkan 500  host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 500  atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 500 host >=500 host yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 29= 512 dan subnet mask 255.255.254.0.

Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :

255.255.255.255

255.255.254.    0   _

    0.    0.    1.255

Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  4.    0

    0.   0.  1.255  +

172. 16.  5.255

Network           : 172. 16. 4. 0/23

IP Pertama     : 172.16. 4.1

IP Terakhir      : 172.16. 5.254

IP Broadcast  : 172.16.5. 255 

Subnet Mask : 255.255.254.0 

3. Ruang Server 100 Host

Nah sekarang untuk Ruang ke 3 yang membutuhkan 100 host,  maka konsep

perhitungan kita gunakan konsep kelas C atau bermain pada Oktet ke 4. Untuk mendapatkan 100  host atau lebih maka kita cari pemangkatan yang menghasilkan Host 100  atau lebih. dari tabel diatas yang menghasilkan 100 host >=100 host  yang sesuai dengan kebutuhan host yang digunakan 27= 128 dan subnet mask 255.255.255.127.

Untuk mencari nilai ip range seperti dibawah ini :

255.255.255.255

255.255.255.128   _

    0.    0.    0.127

Dan untuk mengetahui IP broadcastnya yakni hasil dari pengurangan diatas ditambah dengan ip network

172. 16.  6.    0

    0.   0.  0.127  +

172. 16.  6.127         

Network          : 172.16. 6 . 0/25

IP Pertama       : 172.16. 6 . 1       

IP Terakhir       : 172.16. 6 . 126        

IP Broadcast : 172.16 .6 .127             

Subnet Mask : 255.255.255.128

4.  Ruang Server 2 Host

Network          : 172.16. 6. 128/30            

IP Pertama     : 172.16. 6. 129

IP Terakhir     : 172.16.6. 130

IP Broadcast  : 172.16.6.131           

Subnet Mask : 255.255.255.252





Semoga Bermanfaat


 


·      _. _. Cara Menghitung Subnetting IPv4. https://informatikalogi.com/cara-menghitung-subnetting-ipv4/. Diakses pada 14 Januari 2021 pukul 10.34.

·      Prapanca, aditya. 2018. Menghitung Subnetting (CIDR dan VLSM). https://bagi2ilmuaditya.blogspot.com/2018/04/menghitung-subnetting-cidr-dan-vlsm.html. Diakses pada 14 Januari 2021 pukul 11.20.

·      _. 2015. Cara Cepat Menghitung VLSM. http://dsmiley99.blogspot.com/2015/09/cara-cepat-menghitung-vlsm.html. Diakses pada 14 Januari 2021 pukul 15.11.


 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lisensi Mikrotik RouterOS dan CHR

Macam-Macam Sertifikasi Mikrotik